Gangguan Kepribadian Antisosial atau Antisocial Personality Disorder (ASPD)

Gangguan Kepribadian Antisosial atau Antisocial Personality Disorder (ASPD)

Gangguan Kepribadian Antisosial, atau yang sering disebut dengan istilah Antisocial Personality Disorder (ASPD), adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan ketidakpedulian terhadap hak dan perasaan orang lain. 

Individu dengan ASPD sering terlibat dalam perilaku manipulatif, agresif, atau melanggar hukum tanpa rasa penyesalan. Mereka mungkin memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi, tanpa memikirkan dampak buruk bagi orang lain.

Kepribadian antisosial sering kali menunjukkan perilaku yang tidak terkontrol atau impulsif, serta kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang merusak dirinya sendiri maupun orang lain. Pada tingkat yang lebih parah, mereka mungkin terlibat dalam kejahatan atau tindakan kekerasan, bahkan ketika hal tersebut bukan untuk keuntungan pribadi mereka.

Meskipun gangguan ini dapat diobati, banyak orang dengan ASPD tidak mencari pengobatan sampai mereka menghadapi konsekuensi serius, seperti masalah hukum, kerusakan hubungan, atau gangguan emosional yang parah.

Dalam artikel kali ini saya akan membahas gangguan kepribadian antisosial (ASPD). mari kita bahas.

Gejala Kepribadian Antisosial

Gejala ASPD biasanya muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja. 

Beberapa gejala awal yang umumnya terlihat meliputi:

  1. Agresi terhadap orang atau hewan.
  2. Merusak barang tanpa alasan yang jelas.
  3. Perilaku pencurian atau kebohongan yang berulang.
  4. Pelanggaran aturan yang lebih serius dibandingkan dengan kenakalan yang wajar sesuai usia.

Namun, diagnosis resmi ASPD hanya dapat diberikan setelah seseorang berusia 18 tahun. Sebelum usia tersebut, gejala-gejala ini biasanya didiagnosis sebagai gangguan perilaku. Diagnosis ASPD ditegakkan jika individu menunjukkan setidaknya tiga dari gejala berikut:

  • Sikap agresif yang sering menyebabkan kekerasan fisik.
  • Menipu atau sering kali menipu orang lain demi keuntungan pribadi.
  • Perilaku melanggar hukum berulang, seperti pencurian atau pembakaran.
  • Impulsif atau tidak mampu merencanakan masa depan.
  • Mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.
  • Tidak bertanggung jawab, seperti mengabaikan kewajiban atau bolos kerja.
  • Tidak ada penyesalan setelah menyakiti atau menyebabkan ketidaknyamanan pada orang lain.

Orang dengan ASPD seringkali sangat terampil dalam memikat dan memanipulasi orang lain. Mereka mungkin merasa berhak untuk bertindak sesuai dengan keinginan mereka, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada orang lain. 

Mereka juga cenderung tidak menunjukkan rasa empati terhadap orang yang telah mereka sakiti, dan sering menyangkal atau meremehkan kerugian yang telah ditimbulkan oleh tindakan mereka.

Sosiopat vs Psikopat

Istilah Sosiopat dan psikopat sering digunakan dalam masyarakat untuk menggambarkan orang dengan gangguan kepribadian antisosial.

Meskipun kedua istilah ini sering dipertukarkan, ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya:

  1. Impulsif vs Terencana: Sosiopat lebih cenderung bertindak secara impulsif dan tanpa perencanaan. Mereka sering melakukan kejahatan atau tindakan merusak tanpa memikirkan konsekuensinya. Sebaliknya, psikopat lebih terencana dan menggunakan pesona serta agresi dengan cara yang lebih strategis. Karena sifat perencanaan mereka yang matang, psikopat sering kali lebih sulit ditangkap ketika melakukan kejahatan.

  2. Hubungan Sosial: Psikopat cenderung kesulitan membentuk hubungan emosional yang mendalam dengan orang lain. Hubungan mereka cenderung dangkal dan lebih sering dilakukan melalui manipulasi. Di sisi lain, sosiopat mungkin lebih mampu membentuk ikatan emosional dengan orang tertentu, meskipun hubungan tersebut tetap tidak sehat dan bermasalah.

  3. Asal-usul: Penelitian menunjukkan bahwa psikopati lebih sering berhubungan dengan kelainan struktural pada otak, sementara sosiopati sering kali merupakan akibat dari trauma atau pelecehan masa kecil. Sosiopat lebih cenderung menunjukkan respons terhadap pengobatan, sementara psikopat lebih sulit untuk diobati.

Penyebab Gangguan Kepribadian

Penyebab pasti dari gangguan kepribadian antisosial (ASPD) masih menjadi bahan penelitian yang intens. Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. 

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pengembangan ASPD meliputi:

  1. Faktor Genetik: Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial lebih berisiko untuk mengembangkan gangguan yang sama. Bahkan, anak-anak yang diadopsi oleh orang tua dengan ASPD juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa.

  2. Trauma Masa Kecil: Paparan terhadap trauma fisik atau emosional selama masa kanak-kanak, seperti kekerasan, pengabaian, atau pelecehan, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan ASPD. Anak-anak yang mengalami pelecehan atau trauma berat lebih cenderung mengembangkan pola perilaku antisosial saat dewasa.

  3. Gangguan Perilaku atau ADHD: Anak-anak yang mengembangkan gangguan perilaku atau ADHD sebelum usia 10 tahun memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan ASPD. Gangguan perilaku ini mencakup perilaku melanggar aturan, agresi, dan kesulitan dalam mengatur emosi dan impuls.

  4. Defisit Neurologis: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan pada korteks prefrontal, area otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan empati, dapat berkontribusi pada perilaku antisosial. Namun, tidak semua individu dengan ASPD menunjukkan kelainan otak ini, yang berarti faktor neurologis hanya menjelaskan sebagian kecil dari kasus ASPD.

Pengobatan dan Penanganan Gangguan Kepribadian Antisosial

Meskipun gangguan kepribadian antisosial sulit diobati, pengobatan tetap dapat membantu mengelola gejalanya. Terapi yang paling umum digunakan untuk mengatasi ASPD adalah:

  1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Terapi ini dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang merusak serta perilaku negatif. CBT juga dapat membantu individu dengan ASPD belajar mengendalikan impuls mereka dan mengembangkan empati terhadap orang lain.

  2. Terapi Sosial: Terapi ini fokus pada peningkatan keterampilan sosial, seperti membangun hubungan yang sehat dan memecahkan masalah secara efektif. Terapi ini dapat membantu individu dengan ASPD mengembangkan interaksi yang lebih baik dengan orang lain.

  3. Obat-obatan: Meskipun tidak ada obat yang secara langsung mengobati ASPD, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengelola gejala yang menyertainya, seperti kecemasan, depresi, atau impulsivitas.

Kesimpulan

Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD) adalah kondisi yang kompleks dan dapat merusak kehidupan individu yang mengalaminya, serta orang-orang di sekitarnya. Gejala seperti manipulasi, agresi, dan kurangnya empati seringkali mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, dan kestabilan emosional. 

Namun, dengan pendekatan pengobatan yang tepat, individu dengan ASPD dapat belajar untuk mengelola perilaku mereka dan mengurangi dampak negatifnya.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda ASPD, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Terapi dan dukungan yang tepat dapat membantu individu mengatasi gangguan ini dan membangun kehidupan yang lebih stabil dan sehat.

Sumber:

Semoga artikel ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD). Jangan ragu untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam menangani gangguan ini.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama